Minggu, 16 Maret 2014

Permulaan Ide Pembuatan Blog ini


Permulaan
Entah apa yang aku rasakan kini, aku benar-benar tak mengerti dengan apa yang terjadi dengan diriku kini. Segala idealisme yang ku yakini dulu, kini telah berpaling dariku. Segala kebaikan yang tersaji di depan mataku seakan menampikkan keyakinanku bahwa aku cukup kuat menghadapi dunia ini. Tak pernah ku bayangkan betapa beratnya untuk bangkit dari krisis karakter yang menimpaku sekarang ini semenjak aku berada di tengah-tengah orang yang memiliki mimpi besar. Bukankah harusnya jika kita berada di tengah keadaan seperti ini menjadi terdorong untuk lebih berkompetisi dalam menggapai hal yang kita inginkan dalam hidup ini?

Ingin ku maki diriku ini. Tiba-tiba ada suara dari dalam diriku yang mengaum dengan lirih, “ Mengapa tak jua kau bangkit dan melawan dirimu sendiri seperti yang selalu kau sampaikan terhadap orang-orang yang membutuhkan pencerahan? Mereka berhasil, sedangkan engkau hanya bergulat dengan kemalasan dan ego kekanakan cita-citamu yang telah termakan oleh kejamnya waktu yang bahkan tak sedikitpun melirik ke arahmu.

Aku pun beranjak dari kasur lepek yang tiap waktu selalu setia menemani kepayahanku. Ku pandangi tiap jengkal dari ruangan yang telah menampungku selama beberapa bulan ini semenjak perantauanku untuk menggapai mimpi di tanah Jawa yang katanya akan membuka cakrawala  pemikiran. Ku sadar telah kufur nikmat terhadap segala kebaikan yang telah disajikan, aku harus sadar diri.

Berangkat dari kondisi keluarga yang sebenarnya kurang begitu dekat dan harmonis juga dalam keadaan ekonomi yang kurang menguntungkan. Nekat ku ambil keputusan untuk meninggalkan mereka demi mengejar kebebasan yang ku impikan, namun kenyataan berkata lain. Aku masih harus berkutat dengan segala aturan yang mengikat plus peranakan cucu norma-normanya. Yah, beginilah cara bagaimana cara Tuhan memberikan nikmatnya dengan memberi hal yang tidak kita inginkan bahkan jauh sekali dari harapan.

Ada beberapa hikmah yang sempat ku ambil, mungkin ini caraNya untuk lebih mendekatkanku padaNya. Tak pernah ku pungkiri bahwa sebenarnya kita butuh dosa untuk menikmati hidup. Namun kenikmatan itu sangat sulit ditinggalkan ketika kini kita harus memahami ilmuNya lebih jauh diantara para fanatikNya. Dulu ku pikir baik itu sudah cukup tapi…. Hahaha samasekali TIDAK!! masih banyak yang perlu di kaji.

Serumah dengan 18 orang yang tak ku kenal sebelumnya, benar-benar menguji rasa kemanusiaan dan tanggung jawabku. Karakter yang dulu ku bangun untuk membuat orang lain segan kian memudar, segala etika dan style yang aku punyapun berkata sama.

Ingin ku sibukkan diri dengan hal baru yang ingin ku coba namun terhalang jadwal yang bertabrabrakan dan nominal yang kurang mendukung ketika ku buka isi dompetku dan kartu ATMku. MIRIS nasib anak perantauan.

Ku usap layar HPku, ku aktifkan data selularku, mulailah bermunculan pemberitahuan dari tiap media social, ku periksa satu persatu banyak hal yang tidak begitu penting sebenarnya. Seperti kebanyakan orang media social hanya sebagai hiburan penyalur inspirasi yang tak terungkap begitu juga lah aku. Hari ini tak seperti biasa, aku muak dengan semua kebuntuan yang pernah ku lakukan di dalamnya.

Ini bukan kali pertama kurasakan hal yang sama, namun perasaan ini benar-benar beda. Segalanya bercampur aduk tidak jelas. Tidak menemukan titik terang untuk menemukan jawabannya selain kedataran.

Salah satu penghuni rumah menggerutu, mungkin merasa lelah atas cobaan yang menimpanya. Terlontarlah dari mulutku celetukan yang sama sekali tak berakal dan kali ini benar-benar aku kalah argument. Tapi tak ku salahkan, aku merasa lapang dan kosong. Ku biarkan dia menang.

Jika di daerah asalku, ketika kejenuhan sudah mencapai puncaknya ku ambil kunci motor dan pergi melaju ke tempat dimana aku biasa menyendiri untuk merenung dan berteriak. Kini aku memiliki kebiasaan baru, berteman dengan laptop merah hati yang tak begitu akrab dengan sentuhanku. Mulailah ku tuangkan huruf demi huruf yang akhirnya menjadi paragraph yang tak terasa sudah memenuhi lembaran-lembaran Microsoft word. Ingin ku bagi kisahku dengan orang-orang yang sama sekali tak ku kenal melalui tulisanku.

Sangat ku sadari betapa sulitnya menemukan seseorang yang dapat memahami, mendengarkan dan menerima seluruh hal yang ada di dalam diri kita. Bahkan kentut sekalipun (kenyataan) XD. Tapi di atas segala permasalahan itu kita masih punya Tuhan kok meskipun kadangkala kita masih sering meragukan pengawasanNya. Tiap agama pasti meyakinkan adanya kasih sayangNya dengan versinya masing-masing. Anda bebas memilih tapi untuk sampai seberapa jauh saya tidak bisa meramalkannya hanya anda sendirilah yang tau tenggatnya.

Semoga lewat tulisan ini anda dapat lebih mengenal saya, harapan terbesar dapat menginspirasi anda. Tapi jika dari semua jawaban adalah sama sekali tidak termasuk dalam pilihan anda. Ya sudah terserah anda. Tapi terima kasih sudah mengunjungi Blog saya